Rabu, 17 Oktober 2012

Agusmangulo:
Pemasaran Produk Pertanian
Pendekatan dalam Pemasaran Hasil Pertanian

Pemasaran didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

Pemasaran merupakan kegiatan produktif karena menciptakan kegunaan (utility) baik kegunaan bentuk, tempat, waktu maupun milik.

Sistem pemasaran hasil pertanian adalah suatu kompleks sistem dalam berbagai subsistem yang berinteraksi satu sama lain dan dengan berbagai lingkungan pemasaran. Dengan demikian lima subsistem yaitu sektor produksi, saluran pemasaran, sektor konsumsi, aliran (flow), dan fungsional berinteraksi satu sama lain dalam subsistem keenam, yaitu lingkungan.
selengkapnya lihat di:http://massofa.wordpress.com/2008/03/11/pendekatan-dalam-pemasaran-hasil-pertanian/

Lingkungan Pemasaran adalah lingkungan perusahaan yang terdiri dari pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran. Perusahaan harus terus melakukan pengamatan secara terus menerus dan beradaptasi dengan lingkungan yang bersifat kompleks dan terus berubah-ubah. Dengan mempelajari lingkungan, perusahaan dapat menyesuaikan strategi perusahaan untuk memenuhi tantangan dan peluang pasar yang baru.
Lingkungan Pemasaran terdiri dari:

Lingkungan Mikro Perusahaan

Lingkungan Mikro Perusahaan merupakan pelaku yang dekat dengan perusahaan dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melayani pelanggannya.Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari: perusahaan, pemasok, perantara pemasaran, pasar pelanggan, pesaing, dan masyarakat.

Perusahaan

Dalam merancang rencana pemasaran, manajemen pemasaran memperhitungkan kelompok dalam perusahan seperti manajemen puncak, keuangan, riset dan pengembangan, pembelian, operasi, akuntasi. Semua kelompok saling berhubungan membentuk lingkungan internal. Kelompok-kelompok ini bekerja sama secara harmonis untuk memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang unggul.

Pemasok

Pemasok membentuk hubungan penting dalam keseluruhan system penghantar nilai perusahaan. Pemasok menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasanya. Masalah pemasok sangat mempengaruhi pemasaran karena apabila pemasok masalah akan mengurangi penjualan perusahaan dan mengurangi nilai kepuasan pelanggan.

MOTIVATOR PETERNAKAN AYAM BURAS  YANG HANDAL
Seorang peternak yang bernama Bambang Haryo, lahir diyogyakarta 28 september 1975. Yang menyelesaikan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 1982 dan pada tahun 1997 menyelesaikan S2 diUniversitas Atmajaya Jakarta dan Bekasi dan kini sebagai peternak Ayam Buras.
            Kehidupan yang direncanakan usia pensiun minus 10 bercita-cita harus berani hidup mandiri dengan berwiraswasta dan tidak lagi bekerja pada orang lain. Sejak saat ini dengan perhitungan yang cermat dan dukungan dari keluarganya,pada maret 2003 mengundurkan diri dari perusahaan otomatif tersebut. Cita-cita yang telah lama diimpikan adalah Ingin hidup mandiri ditengah masyarakat pedesaan sebagai petani peternak.
            Keinginan tersebut mendorongnya untuk mencari informasi melalui berbagai sumber baik internet, buku pertanian-peternakan, majalah dan literatur yang dijadikan sebagai bahan referensi untuk mewujudkan keinginannya serta mempertajam pengetahuan yang sedikit banyak telah dipahaminya.
            Penelusuran cukup panjang dilakukan bambang untuk nekad pergi kedesa Pesurunga lor, Kecamatan Margadana, kota tegal untuk belajar pada seorang tokoh masyarakat yang melakukuan budidaya ayam dengan cara dikandangkan secara permanen tanpa dibebaskan.
            Hal-hal yang dipelajarinya berkaitan dengan  faktor-faktor teknis antara lain bagaimana cara meramu pakan,menggiling ikan, memilih bahan pakan yang baik, mengatasi anak ayam stress, membedakan  jantan dan betina,memilih ayam betina yang masih bertelur dengan yang tidak bertelur, mengenal perilaku ayam dan kemudian bagaimana harus bergaul dengan komunitas masyarakat desa pada umumnya dan peternak ayam pada khususnya hingga september 2004
            Sejak saat itu diputuskan untuk beternak ayam buras secara intensif komersial dengan menyewa lahan dibantaran kali kemiri masih disekitar Kota Tegal. Semangatnya untuk memperbaiki kehidupan peternak dengan memperkuat  kelembagaan, maka dibentuklah kelompok tani ternak ayam buras Kemiri Barat pada Januari 2005.
            Untuk mempertebal rasa solidaritas kelompok dan mempercepat internalisasi norma kelompok dan mendaftarkan kelompoknya untuk mengikuti lomba Ketahanan Pangan Tingkat Provinsi pada Agustus 2006 langsung masuk Juara tingkat Nasional perngkat Ke IV.
            Pada tahun ini untuk pertama kalinya peternak ayam buras diundang audiensi dengan Walikota Tegal. Jerih paya, cucuran keringat dan kadang tetesan air mata karena mencapai, tidak sia-sia karena pada tahun 2006 kelompok tani ayam buras Kemiri barat mendapat perhatian dari pemerintah yaitu Direktorat Jenderal Peternakan berupa bantuan dana untuk penguatan modal usaha kelompok sebesar Rp. 150 juta. Dari jumlah tersebut Rp 110 juta telah digulirkan kepada anggota dan sampai saat ini sudah berkembang menjadi sekitar Rp. 128 juta, setiap bulan kelompok meminta Dinas Peternakan Kota tegal untuk melakukan audit keuangan.
            Kemampuan sebagai motivator itulah pada saat ini menjadi pengurus dalam himpunan peternakan Unggas Lokal Indonesia  sebagai Ketua II Bidang Pemberdayaan dan Advokasi.

Pada Artikel diatas mengandung Unsure  5 W + 1 H
1.      What   : Tema dari artikel yaitu : Motivator peternak ayam buras  yang Handal
2.      Where : Lokasi atau tempat pelaksanaan kegiatan yaitu : Sejak saat itu diputuskan untuk beternak ayam buras secara intensif komersial dengan menyewa lahan dibantaran kali kemiri masih disekitar Kota Tegal
3.      When  : Kapan waktu pelaksanan kegiatan tersebut dilaksanakan yaitu : Sejak saat ini dengan perhitungan yang cermat dan dukungan dari keluarganya,pada maret 2003 mengundurkan diri dari perusahaan otomatif tersebut
4.      Who  : Siapa yang terlibat dalam kegiatan tersebut yaitu : Bambang Haryo
5.      How  : Mengapa kegiatan tersebut dilaksanakan yaitu : Ingin Hidup mandiri ditengah-tengah masyarakat pedesaan sebagai petani atau peternak
6.      How : Bagaimana kegitan tersbut dilaksanakan yaitu Keinginan tersebut mendorong untuk mencari informasi.

Rabu, 03 Oktober 2012

PEMASARAN HASIL PERTANIAN

Definisi Pemasaran hasil Pertanian : 1. Pemasaran didefinisikan sebagai suatu runtutan kegiatan atau jasa yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen. 2. Fungsi pemasaran bertujuan untuk mengubah produk berdasarkan bentuk (form), waktu (time), tempat (place), dan kepemilikan (possession) 3. Berdasarkan fungsi tadi, maka pemasaran termasuk kegiatan produktif karena menciptakan kegunaan (Utility), yaitu proses untuk menciptakan barang dan jasa yang lebih berguna. 4. Kegunaan bentuk (form utiliy RPH : Hewan à daging 5. Kegunaan tempat (form utility) à memindah tempat,menuju ke tempat yang membutuhkan 6. Kegunaan waktu (time utility)à kegunaan muncul ketika produk tersedia, pada saat dibutuhkan 7. Kegunaan milik (possession utility) à kegunaan yang timbul ketika barang ditransfer atau ditempatkan atas kontrol dari seseorang yang menginginkan. Sektor Produksi Saluran Pemasaran Sektor Konsumsi Sebagai suatu sistem, pemasaran pertanian mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Sistem pemasaran pertanian mempunyai tujuan spesifik yan ingin dicapai, ada kriteria normatif dari masyarakat. 2. Untuk mencapai tujuan mempunyai komponen yang melaksanakan bebagai fungsi : transportasi, prosesing, grading, standarisasi dan informasi pasar. 3. Sistem pemasaran mempunyai dimensi ruang dan waktu. 4. Sistem pemasaran membutuhkan pengaturan atas keberadaan fungsi pemasaran Permasalahan Pemasaran Hasil Pertanian 1. Karakteristik Hasil Pertanian o mudahrusak (perishability) o musiman o butuh ruang yang banyak (bulkiness) o tidak seragam (non homogenity) 1. Jumlah produsen terlalu banyak (tapi lahan sempit) 3. Karakteristik konsumen beragam 4. Perbedaan tempat variasi harga pada tempat yang berbeda 5. Efisiensi pemasaran Permasalahan yang menghambat terwujudnya sistem pemasaran hasil pertaian yang lebih efisien di Indonesia • Lemahnya infrastruktur • Lemahnya informasi pasar • Skala pasar pertanian yang relatif kecil • Kurangnya pengetahuan, misal : grading dan handling • Tidak adanya kebijakan pemasaran yang baik. • Tingginya biaya transaksi 6 pendekatan untuk menganalisis permasalahan dalam pemasaran 1. Pendekatan Komoditi (commodity approach) 2. Pendekatan Kelembagaan (institutional approach) 3. Pendekatan Funsional (functional approach) 4. Pendekatan Analitis (analytical approach) 5. Pendekatan SCP (SCP approach) 6. Pendekatan Manajemen Pemasaran (maketing management approach) 1. Pendekatan Komoditi (commodity approach) • Pendekatan komoditi meliputi karakteristik dari produk, situasi penawaran dan permintaan di dalam negeri dan internasional, tingkah laku konsumen dalam hubungannya dengan produk yang spesifik dan harga di berbagai level. • Pendekatan ini sering digunakan untuk mempelajari permintaan pasar, tren harga dll. 2.Pendekatan Kelembagaan (institutional approach) • Pendekatan ini merupakan mtode untuk • menganalisis berbagi lembaga atau • organisasi yang terlibat dalam struktur di • lembaga tersebut dalam proses • pemasaran. • Memindahkan barang dari produsen ke konsumen à butuh pedagang perantara Pedagang perantara bisa betindak • sebagai : propietor (pemilik), partnership • (mitra). Pedagang perantara (khusus komoditi pangan) dapat diklasifkasikan : 1. Contract buyers (penebas) 2. Grain millers (melakukan pasca panen) 3. Whole salers (pembeli beras dari penggilingan) Ada dua macam pedagang perantara yang hanya menjual jasa untuk membantu jalannya transaksi : 1. Commission agent 2. Broker Kelembagaan lain yang ada dalam pemasaran hasil pertanian adalah : 1. Processors dan manufactures 2. Fasilitative organizations 3. Trade associations 3.Pendekatan Fungsional • Pendekatan fungsional merupakan metode untuk mempelajari sistem pemasaran dengan mengklasifikasikan proses pemasaran berdasarkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan fungsinya. • Kegunaan pendekatan ini :  Mengidentifikasi masingmasing pelaku pasar dan fungsi yang dilakukannya  Untuk mengetahui biaya pemasaran  Menjelaskan perbedaan biaya pemasaran  Membantu memperbaiki penampilan proses pemasaran 4. Pendekatan Efisiensi Pemasaran • Pendekatan ini dilakukan untuk mengukur penampilan pasar (market performance) • 3 sumber ketidakefisienan : 1) Panjangnya saluran pemasaran 2) Tingginya biaya pemasaran 3) Kegagalan pasar • Secara umum efisiensi pemasaran dapat diukur berdasarkan rasio antara input dan output. • Input meliputi (tenaga kerja, mesin, energi dll) • Output meliputi (waktu, bentuk, tempat dan kepemilikan) Dua macam pengukuran efisiensi 1. Operational efficiency : untuk mengukur suatu fasilitas yang digunakan dalam melaksanakan sistem pemasaran 2. Pricing efficiency : didasarkan pada asumsi pasar kompetitif yang efisien à harga yang terjadi mencerminkan biaya yang dikeluarkan contoh : efisiensi biaya penyimpanan dapat diukur melalui à apakah jumlah antara harga pembelian dan biaya gudang lebih kecil dari pada harga jual. 3. 5. Pendekatan SCP 4. • Pendekatan ini pertama diperkenalkan 5. oleh J.S. Bain 1964 yang didasarkan pada 6. tiga hal yang berkaitan (structure(struktur), 7. conduct(perilaku), dan 8. performance(penampilan) pasar) 9. • Struktur pasar akan mempengaruhi 10. tingkah laku pasar, selanjutnya tingkah 11. laku perusahaan di pasar akan 12. mempengaruhi penampilan pasar. 13. • Pendekatan SCP banyak dikritisi oleh beberapa ahli 14. seperti Scherer (1990), kalau terlalu bersifat 15. deterministik untuk memahami fungsi 16. ketidaksempurnaan pasar. Suatu kondisi yang sering 17. terjadi di Negara sedang berkembang seperti Indonesia. 18. • Model SCP dinamik, Model diasumsikan mempunyai 19. hubungan interdepensi atau simultan diantara struktur 20. pasar, perilaku pasar dan penampilan pasar. Struktur 21. pasar dan tingkah laku pasar akan mempengaruhi 22. penampilan pasar. Begitu pula sebaliknya penampilan 23. pasar akan mempengaruhi struktur dan tingkah laku 24. pasar dalam jangka panjang.